Stabilitas
Yang dimaksudkan dengan stabilitas disini adalah, bahwa botol dapat berdiri tanpa bergoyang dan tidak mudah roboh.
Hal ini dapat tercapai apabila bidang atau titik tumpuan duduk pada alas dari botol, terbagi secara merata dan sama serta mengelilingi titik berat.
Tentu saja bentuk botol akan menentukan kekokohan berdirinya, yaitu botol yang berbentuk gemuk akan lebih kokoh berdiri dibanding botol dengan bentuk ramping.
Oleh karena itu, pembuatan bottom part untuk mold botol ramping memerlukan penanganan yang lebih seksama.
Ada beberapa cara untuk membuat stabilitas pada botol, dimana dibawah ini menunjukkan cara-cara yang cukup sering dipergunakan.
1. Pada bagian bottom yang membentuk alas botol diberi legokan, sehingga pada botol yang terbentuk akan mempunyai tonjolan pada bagian alasnya.
Jumlah tonjolan yang pasti menjamin stabilitas berdirinya botol adalah 3 buah, yang ditempatkan pada jarak yang relative sama.
Cara ini sangat mudah untuk dilaksanakan, tetapi hanya cocok untuk bentuk botol bulat atau mendekati bulat.
Apabila botol berpenampang segi empat, jumlah tonjolan dibuat 4 buah dan diletakkan disetiap pojok. Pada jumlah tonjolan 3, apabila kedalaman saling berbeda,
botol masih dapat berdiri tanpa bergoyang. Pada jumlah tonjolan 4 , maka apabila salah satu kedalaman berbeda, botol akan goyang.
Dengan besar kecilnya botol, dengan mempertimbangkan tidak rusak pada waktu dikeluarkan dari dalam mold dan tidak mengganggu segi appearance.
Seperti diketahui, agar botol dapat berdiri stabil maka pada alas botol selalu dibuat cekung, dimana dengan kecekungan kekuatan alas botol menahan berat ini menjadi lebih baik.
Tetapi karena kecekungan ini pula, dinding alas botol pada posisi 1 akan mengalami penekanan alas yang paling besar dibanding dengan dinding alas yang lain.
Penekanan alas tersebut terjadi, yaitu pada saat mold bergerak membuka. Setelah penekanan selesai, alas botol pada posisi 1 dengan ukuran h tidak dapat kembali ke ukuran sebelumnya.
Dengan demikian, alas botol tidak rata dan botol menjadi tidak stabil.
Besarnya perbedaan kedalaman tergantung dari tingkat kecekungan alas dan lebar w, dimana secara pasti baru diketahui setelah mold di-trial,
yaitu dengan mengukur selisih kedalaman pada produk hasil trial. Apabila lebar parison yang dijepit dipotong oleh sisi potong pada bottom part melebihi lebar W,
maka pada ujung ke-oval-an pada belahan parting line (posisi P) harus dibuat muncul, sehingga pada botol akan terjadi legokan sempit pada posisi P tersebut..
Hal ini dimaksudkan, agar ke-kasar-an bekas pemotongan parison tidak mengganjal duduknya botol sehingga botol tetap stabil.
Legokan pada posisi P juga akan menghindarkan ke-tidakstabil-an botol yang diakibatkan oleh tumpulnya ataupun selipnya parting line pada tempat tersebut.
Oleh karena itu, meskipun lebar parison yang dipotong tidak melebihi lebar W, pemberian legokan pada posisi P tetap disarankan.
for more details and updates about autocad tutorial please visit.........
www.autocadsimpletutorial.blogspot.com